Usia antara 2-5 tahun adalah usia keemasan (golden age) dalam pertumbuhan anak. Karena pada usia ini otak anak cepat sekali menyerap segala sesuatu yang dipelajarinya. Untuk itu, ada baiknya orang tua mempersiapkan secara matang kebutuhan apa saja yang penting untuk dipelajari anak pada masa keemasan ini. Salah satu sarana tepat untuk melatih perkembangan otak anak yaitu dengan bermain, karena bermain adalah salah satu aktivitas yang digemari anak usia 2-5 tahun. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa perkembangan otak balita 2-5 tahun dapat dilakukan lewat mainan anak. Walaupun begitu, orang tua juga harus selektif dalam memilih permainan untuk anak balita, karena salah memilih permainan anak akan berimbas terhadap perkembangan otaknya.
Baca juga ya Bund : ” Hal-Hal Penting Mendidik Anak Di Rumah “
Fenomena yang terjadi sekarang ini adalah orang tua begitu bebas memberikan pilihan permainan kepada anak tanpa adanya pengawasan atau peraturan. Banyak orang tua berpikir bahwa memberikan gadget berisi permainan kepada anak, akan mengembangkan sisi imajinatifnya. Padahal tidak semua permainan yang ada dalam gadget dapat mengembangkan otak anak.
Berikut beberapa permainan yang bagus untuk mengasah dan menunjang perkembangan otak balita:
1. Menyeimbangkan kerja otak kiri dan otak kanan
Sering kita temui adanya ketimpangan di antara kemampuan otak kiri dan otak kanan. Dan banyak juga orang tua yang lebih memilih anaknya untuk memiliki otak pemikir, yaitu otak kiri. Padahal kedua-duanya memiliki fungsi yang sama pentingnya. Untuk merangsang perkembangan otak kiri dan kanan, orang tua dapat memberikan sebuah permainan yang dapat menstimulasi keduanya. Misalnya berenang, bermain lempar tangkap, dan beberapa aktivitas yang melibatkan sisi motoriknya.
2. Mencocokkan bentuk
Permainan alternatif untuk pengembangan otak balita usia 2-5 tahun dapat berupa permainan mencocokkan bentuk. Walaupun terkesan sederhana, permainan ini menuntut anak untuk menganalisisterlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mencocokannya. Dengan memberikan stimulus seperti ini secara rutin, maka otak balita dapat berkembang lebih baik.
3. Menyusun balok
Sama halnya seperti permainan mencocokkan bentuk. Dalam permainan ini, anak juga dituntut untuk menganalisis balok yang dapat digunakan untuk membuat replika bangunan tinggi.
4. Mainan pencet
Berbeda dengan permainan sebelumnya, permainan ini biasanya dimainkan oleh balita usia 6-9 bulan. Mainan ini berbunyi saat dipencet dan terbuat dari bahan-bahan seperti karet, kain atau plastik. Untuk mengasah sisi motoriknya, orang tua dapat mengajarinya untuk menstransfer mainan tersebut dari tangan satu ke tangan lainnya. Hal ini juga dapat membantu dalam proses koordinasi tangan dan mata balita.
Masa keemasan pada balita tidak berlangsung lama. Oleh sebab itu, dibutuhkan permainan untuk anak balita yang tepat guna merangsang proses pengembangan otak balita.
Semoga artikel ini dapat memberikan referensi bagi para orang tua untuk memberikan permainan yang baik bagi anak balitanya.