Gejala Darah Tinggi – Penyakit yang satu ini mungkin sudah familiar di telinga kita. Ya, darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih dan bisa menjadi berbahaya bagi penderitanya.
Penyakit ini umumnya terjadi pada orang dewasa. Namun, saat ini ditemukan dialami oleh anak-anak dan remaja, bahkan jumlahnya semakin meningkat. Dan kita tahu penyakit ini bukanlah penyakit ringan, tidak terbayang jika terjadi pada anak.
Baca juga : “Kebiasaan Makan Orangtua Membuat Anak Obesitas?“
Dari Parenting.orami berikut gejalanya pada anak yang Bunda harus waspadai :
1. Sakit Kepala
Sakit kepala mungkin gejala umum dari berbagai penyakit. Namun, sakit kepala ini tidak muncul jika hipertensi yang dialami masih ringan. Jika si Kecil mengalami sakit kepala dengan sensasi berputar, Bunda harus waspada karena bisa jadi itu merupakan gejala tekanan darah tinggi.
2. Sesak Nafas
Sesak nafas bisa terjadi karena tekanan darah yang tinggi akan mempengaruhi pembuluh darah yang berada di jantung dan paru-paru. Selain sesak napas, gejala lain yang timbul biasanya jantung berdebar-debar, kelelahan, perut tampak membesar dan terasa begah, serta bengkak di bagian kaki.
3. Telinga Sering Terasa Berdengung
Gejala yang sering muncul pada anak akibat tekanan darah tinggi adalah telinga berdengung. Hal ini diakibatkan pembuluh darah utama yang berada dekat telinga berkurang elastisitasnya. Dampaknya, aliran darah menjadi lebih kuat dan terasa di bagian telinga.
Bila anak mengeluhkan kurangnya konsentrasi dan kesulitan tidur, maka ini juga menjadi salah satu dampak dari telinga yang berdengung.
4. Bercak Merah Pada Mata
Bercak merah atau perdarahan subkonjungtiva merupakan kondisi dimana adanya bayang-bayang atau bercak yang dibentuk oleh mata. Segera periksakan kondisi ini untuk diperiksa saraf optik matanya.
Baca juga : “Tips Seputar Kesehatan Anak Lainnya di Ayo Bunda“
Itulah beberapa Gejala Darah Tinggi yang bisa terjadi pada anak. Rutin untuk mengecek tekanan darah sangat penting dan bisa dilakukan saat anak berusia 3 tahun. Segera konsultasikan jika anak memliki gejala-gejala seperti di atas. Karena selain bisa lebih cepat mencegah, tindakan ini juga membuat anak mendapatkan penanganan yang tepat.